Health

Tidak Perlu Panik: Inilah Penyebab dan Cara Mencegah Mimisan

Pernahkah kamu mengalami mimisan? Mimisan sering terjadi secara tiba-tiba. Tanpa kita sadari, darah telah mengalir begitu saja dari lubang hidung kita. Jika tidak segera dihentikan, selain menyebabkan kepanikan, perdarahan yang terus-menerus juga dapat mengakibatkan dampak berbahaya terutama jika terjadi pada anak-anak. Meskipun pada umumnya mimisan cepat berhenti, namun, sebenarnya apa sih mimisan itu? Mengapa kita bisa mengalami mimisan?

Mimisan, yang dalam bahasa medis dikenal dengan istilah Epistaxis atau Epistaksis, adalah kondisi terjadinya perdarahan yang berasal dari rongga hidung, lubang hidung, atau nasofaring (ruang antara hidung dan tenggorokan). Biasanya terjadi ketika jaringan mukosa pada rongga hidung mengalami pengikisan, sehingga pembuluh darah dapat pecah dan terjadi perdarahan. Mimisan dibagi menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu mimisan dimana darah berasal dari bagian depan hidung (anterior) dan dari bagian belakang hidung (posterior). Perdarahan yang terjadi pada bagian belakang rongga hidung (posterior) biasanya mengakibatkan aliran darah yang lebih banyak, dapat mengalir ke tenggorokan, dan cukup sulit dikendalikan.

Penyebab 

Penyebab mimisan dapat dikelompokkan menjadi penyebab lokal, sistemik, dan idiopatik. Penyebab lokal, yang biasanya menyebabkan epistaksis anterior, di antaranya adalah:

  • luka akibat benturan pada area hidung atau mengupil dengan kuku tajam;
  • iritasi pada rongga hidung akibat cuaca kering;
  • efek samping obat;
  • infeksi bakteri, virus, atau alergi;
  • kelainan bawaan lahir pada septum (sekat di rongga hidung);

Penyebab sistemik biasanya menunjukkan bahwa mimisan merupakan pertanda bahwa terdapat gangguan pada bagian tubuh yang lain, misalnya sebagai pertanda adanya tumor pada bagian rongga hidung, pada penderita kelainan pada darah, hipertensi, atau migrain. Sementara itu, penyebab idiopatik artinya penyebab mimisan tersebut tidak dapat diidentifikasi.

Epistaksis pada umumnya bersifat self-limiting, artinya tidak membahayakan atau mengancam nyawa dan bisa hilang dengan sendirinya. Meskipun demikian, hal ini perlu mendapat perhatian jika terjadi pada anak-anak. Penanganan yang dapat dilakukan dengan tiga langkah utama, yaitu menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi, dan mencegah berulang. Penderitanya dapat dianjurkan untuk duduk dan menjepit hidung dengan jari pada bagian atas rongga hidung, bukan pada tulang hidung, selama minimal 10 menit. Dapat juga digunakan kapas untuk menyumbat darah yang mengalir dari hidung.  Di Indonesia, daun sirih (betel leaf) telah dikenal sebagai terapi untuk menghentikan perdarahan akibat mimisan. Hal ini karena adanya kandungan zat tannin, etil asetat, etanol, dan lain-lain yang bermanfaat untuk menghentikan perdarahan. Daun sirih dapat digunakan dengan menekan daun agar ekstraknya keluar lalu daun digulung dan dimasukkan ke dalam rongga hidung selama kurang lebih 5-10 menit. Jika terus berlanjut dan penderita mulai menunjukkan gejala syok (lemah, pucat, dan lesu), maka sebaiknya penderita dibawa ke dokter atau klinik terdekat untuk menghindari komplikasi.

Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya kembali mimisan berikut beberapa hal yang dapat dilakukan:

  • hindari meniup hidung atau bersin yang terlalu keras
  • hindari bersin dengan mulut terbuka
  • hindari penggunaan obat yang memicu perdarahan seperti aspirin atau anti-koagulan secara berlebihan
  • hati-hati dalam membersihkan hidung, jangan menggunakan alat atau kuku yang tajam dan tidak higienis
  • jika berada di kondisi cuaca dengan suhu yang sangat tinggi, minum banyak air agar kelembaban dan suhu tubuh tetap terjaga

Referensi

  • Medscape. 2016. Epistaxis (http://emedicine.medscape.com/article/863220-overview#a8)
  • Tedjasulaksana, R. 2012. Ekstrak Etil Asetat Dan Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper Betle L.) Dapat Memperpendek Waktu Perdarahan Mencit (Mus Musculus) (http://www.pps.unud.ac.id/thesis/detail-1369-ekstrak-etil-asetat-dan-ekstrak-etanoldaun-sirih-piper-betle-l-dapatmemperpendek-waktu-perdarahan-mencitmus-musculus.html)
Show More

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button