HealthSafety

Pedoman Penanganan Covid-19 di Tempat Kerja

Di tengah pandemic Covid-19, bermunculan juga sejumlah permasalahan baru misalnya dengan sulitnya membeli masker dipasaran ataupun jika ada harganya sangat tidak masuk akal.  Pedagang menjual dengan harga tinggi yaitu 10x bahkan berkali-kali lipat dari harga pada umumnya.  Hal ini tentunya membuat sebagian masyarakat dan perusahaan panic karena tidak memiliki masker sebagai salah satu alat pelindung bagi dirinya dan pekerjanya dari kemungkinan kontaminasi virus. 

Di tempat kerja, mungkin sebagian dari kita telah melaksanakan yang namanya identifikasi bahaya, penilaian risiko dan control pengendalian atau kadang disebut juga HIRADC.  Nah, saat ini coba kita bahas mengenai pelaksanaan HIRADC khususnya pada bagian pengendalian control.  Kita ketahui bersama bahwa sumber bahaya pada kasus ini adalah Virus Corona jenis baru ini yang kemudian menyebabkan seseorang menderita Covid-19.

Eliminasi dalam hierarchy of control merupakan langkah yang memiliki tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya.   Di tempat kerja, konsep eleminasi ini diartikan bahwa kita mengeliminasi sumber bahaya, kemudian berlanjut ke substitusi yaitu mengganti alat atau mesin atau bahan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan.  Selanjutnya yang ketiga yaitu engineering control yaitu konsep modifikasi atau perancangan alat/mesin/ tempat kerja yang lebih aman.  Ketiga pengendalian tersebut dapat dikatakan berfokus pada tempat kerja/ pekerjaan aman dengan mengurangi bahaya.

Administrasi merupakan hirarki pengendalian pada tahap berikutnya yaitu dapat berupa Prosedur, aturan, pelatihan, durasi kerja, tanda bahaya, rambu, poster, label dan hal-hal lainnya yang bersifat administrative.  Lalu tahap terakhir yaitu penggunaan alat perlindungan diri bagi tenaga kerja.  Dua langkah ini dapat dikelompokkan berfokus pada tenaga kerja aman dengan mengurangi paparan.

Nah, kaitannya dengan Covid-19 ini kita coba mensimulasikan bagaimana langkah-langkah pengendalian berdasarkan hirarki pengendalian yang biasa kita lakukan di tempat kerja.

ELIMINASI

Pada tahapan eliminasi kita diminta untuk menghilangkan potensi bahaya.  Pada kejadian Covid-19 ini ada beberapa potensi bahaya misalnya kontak langsung dengan penderita Covid-19.  Sehingga untuk masyarakat umum dan sebagian tenaga kerja (kecuali tenaga medis yang memang harus berinteraksi langsung dengan pasien Covid-19) maka sangat dianjurkan untuk melakukan langkah-langkah meghilangkan potensi bahaya ini. Misalnya tidak melakukan perjalanan ke wilayah yang terjangkit Covid-19, menghindari atau membatasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang, social distancing, dan melakukan isolasi mandiri atau jika tidak perlu-perlu sekali jangan keluar rumah.

Ada pertanyaan yang muncul, kapan perusahaan/ tempat kerja melakukan istilah lockdown.  Saran yang saya baca dari Surat Edaran No. 1/SE/PP IDKI/III/2020 tentang Pedoman Tingkat Kesiapsiagaan Wabah (Covid-19) di Perusahaan yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (PP IDKI) adalah ketika di tempat kerjanya ada satu pasien yang positif Covid-19. Namun jika pasien positif tersebut selama 14 hari terakhir tidak ke tempat kerja dan tidak ada kontak dengan karyawan lain di perusahaan mungkin tidak perlu dilakukan shut down. Karena pada prinsipnya shut down adalah langkah terakhir dan ini disesuaikan dengan kondisi seperti gambar berikut.

SUBSTITUSI

Di era digital sekarang tahapan substitusi ini bisa diasumsikan sebagai mengubah metode kerja yang biasanya harus bertatap muka maka jika memungkinkan dialihkan menjadi konsep teleconference atau work from home (WFH), E-learning dsb.  Atapun jika kita diharuskan untuk bertemu dengan orang, maka jabat tangan dapat diganti Namaste atau metode lainnya yang masih bisa digunakan.  Walaupun untuk sebagian pekerja tidak dapat melakukan hal ini.

ENGINEERING CONTROL

Langkah selanjutnya yaitu membuat engineering control.  Hal-hal yang dapat dilakukan yaitu dengan membersihkan fasilitas-fasilitas umum dengan disenfektan.  Selain itu juga kita diminta untuk menjaga kondisi tubuh kita, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.  Tidak menyentuh muka sebelum mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta senantiasa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Silahkan bisa juga membuat konsep engineering control lainnya seperti pengaturan jarak posisi berdiri di lift, pengaturan jarak antri dll (agak ekstrem).

ADMINISTRATIVE

Langkah keempat yaitu dengan membuat kebijakan, aturan-aturan atau SOP terkait dengan antisipasi Covid-19 dan memberikan edukasi/ health talk kepada masyarakat dan tenaga kerja melalui poster-poster atau seperti tulisan yang sedang and abaca ini merupakan bagian dari administrative.  Silahkan cek update regulasi-regulasi dan pedoman serta poster-poster/ kebijakan yang sudah ada. Bisa anda gunakan di tempat anda sesuai kebutuhan.

ALAT PELINDUNG DIRI

Langkah terkahir yaitu dengan penggunaan masker ketika sedang tidak sehat dan menunjukkan gejala-gejalan covid-19. Karena ini poin penting dalam penggunaan masker adalah bahwa seharusnya yang sakitlah yang menggunakan masker.  Tujuannya adalah dia tidak menularkan kepada yang lainnya.  Kecuali bagi tenaga medis yang berinteraksi dengan pasien Covid-19 maka sangat dianjurkan untuk menggunakan masker.

Silahkan cek, apakah ditempat anda bekerja dalam melakukan proteksi pada karyawan sudah seperti hirarcy of control?

Show More

Joko Priono, M.K.K.K.

HSE at Multinational Automotive Company. Bachelor Degree of Environmental Health and Master Degree of Occupational Health & Safety - Universitas Indonesia. Author of "70 Materi Safety Talks"

2 Comments

  1. sebentar lagi kan akan libur lebaran 2020, walaupun sudah disarankan tidak mudik, namun tidak bisa menjamin karyawan kita akan bepergian atau silaturahmi keluar kota dan mungkin akan membawa virus saat kembali bekerja. apakah ada pengawasan atau bentuk kontrol yang bisa diterapkan

    1. Wah maaf baru reply Pak. Mungkin saran saya adalah buat komitment saja Pak. Jadi identifikasi saja karyawan yg mudik/pulang kampung. Sebenarnya bisa dilakukan rapid test kemudian isolasi 14 hari.. Ya diperlakukan layaknya OTG saja Pak. Jadi prioritas yang mau masuk kerja dulu jika memang tdk semua karyawan masuk.

      jadi prinsipnya pengendalian layaknya semua orang jadi OTG. asumsi ada virus yg dibawa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button