Berbagai Macam Jenis Hierarchy of Control
Hierarchy of Controls (HoC) merupakan model dasar yang digunakan oleh ahli higiene industri untuk memilih strategi pengendalian risiko yang paling efektif dan praktis dalam melindungi kesehatan pekerja. Model ini telah digunakan sejak tahun 1950-an dan terus berkembang seiring praktik manajemen modern, dengan eliminasi bahaya tetap menjadi pendekatan terbaik. Dokumen ini membahas berbagai model HoC, mulai dari yang sederhana hingga kompleks, namun semuanya dimulai dengan prinsip Prevention through Design (PtD).
Penelitian oleh Barnett dan Brickman (1986) mendokumentasikan 39 model hierarki keselamatan sejak tahun 1953, termasuk prioritas pengendalian yang saat itu disepakati:
- Eliminasi bahaya atau risiko
- Penerapan teknologi pengaman
- Pemasangan tanda peringatan
- Pelatihan dan instruksi
- Penggunaan alat pelindung diri (APD)
Piramida HoC yang menyusun urutan: Eliminasi → Substitusi → Pengendalian Rekayasa → Administratif → APD kini menjadi simbol yang luas digunakan dalam buku teks K3, serta dipromosikan oleh badan seperti NIOSH dan OSHA.
Piramida Terbalik Klasik (Inverted Pyramid)
- Representasi tradisional Hierarchy of Controls sering digambarkan dalam bentuk piramida terbalik, menempatkan eliminasi pada posisi paling atas (paling efektif), dan APD (PPE) di dasar (paling rendah efektivitasnya).
- Perbedaan visualisasi muncul antara lembaga seperti:
- NIOSH: menggunakan piramida terbalik yang menekankan eliminasi sebagai tujuan utama dan APD sebagai opsi terakhir.
- OSHA: menggunakan piramida biasa (normal) di mana eliminasi diletakkan di puncak sebagai tingkatan aspiratif, dan APD berada di dasar sebagai yang paling mudah diakses secara praktis.

Seiring dengan berkembangnya kebutuhan dan kompleksitas pengelolaan risiko kerja, berbagai lembaga dan standar telah mengembangkan model alternatif dari Hierarchy of Controls (HoC) klasik (piramida terbalik). Beberapa pendekatan alternatif ini mencoba memperkaya dan menyesuaikan model untuk konteks yang lebih spesifik.
🔥 Dapatkan Koleksi Lengkap Materi HSE/K3L di HSEPEDIA! 🔥 Butuh materi HSE/K3L yang lengkap dan siap pakai? Kini Anda bisa mendapatkan ratusan dokumen berkualitas yang mencakup Checklist K3, Job Safety Analysis (JSA), Regulasi K3L, Poster Keselamatan, SOP, Panduan Ergonomi, dan masih banyak lagi! Dapatkan sekarang di: https://lynk.id/hsepedia
Safer Technology and Alternatives Analysis (STAA)
- Merupakan pendekatan alternatif yang digunakan khususnya dalam manajemen risiko kimia.
- Diterapkan dalam regulasi Risk Management Plan (RMP) milik EPA AS dan Process Safety Management milik OSHA.
- STAA menggabungkan berbagai strategi untuk memaksimalkan keselamatan proses dan mengurangi risiko bahan kimia berbahaya.

Model Hierarchy of Control ANSI Z10 & ANSI B11
Model ANSI Z10 menempatkan Hierarchy of Controls sebagai bagian integral dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara menyeluruh. Model ini menekankan pentingnya eliminasi bahaya sejak tahap perencanaan atau desain (Prevention through Design) sebagai langkah pertama, diikuti secara berurutan oleh substitusi, pengendalian rekayasa, pengendalian administratif, dan penggunaan alat pelindung diri (APD). Fokus utama dari ANSI Z10 adalah pada pendekatan sistemik, budaya keselamatan, dan keterlibatan seluruh organisasi dalam proses pengendalian risiko.
Sementara itu, model ANSI B11 yang berfokus pada keselamatan mesin dan sistem otomatisasi industri, menggunakan pendekatan dua langkah (two-step approach). Langkah pertama adalah upaya untuk menghilangkan atau menggantikan bahaya, dan langkah kedua adalah mengendalikan risiko residual melalui pengendalian rekayasa, perangkat peringatan, prosedur operasi aman, pelatihan, dan APD. Model ini lebih teknis dan aplikatif, dirancang khusus untuk pengelolaan risiko pada mesin produksi dan lingkungan kerja berbasis teknologi tinggi.


Model Hierarki Pengendalian Versi CSA (Canadian Safety Association)
Dalam standar CSA Z1002-12 mengenai Identifikasi Bahaya, Eliminasi, Penilaian Risiko, dan Pengendalian, ditetapkan bahwa pengendalian risiko harus diterapkan berdasarkan urutan prioritas berikut:
- Eliminasi – Menghapus sepenuhnya sumber bahaya.
- Substitusi – Mengganti bahan atau proses dengan alternatif yang lebih aman.
- Pengendalian Rekayasa – Modifikasi peralatan atau lingkungan kerja untuk mengurangi paparan.
- Sistem Peningkatan Kesadaran Bahaya – Misalnya alarm, sinyal visual, tanda peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan.
- Pengendalian Administratif – Aturan kerja, pelatihan, jadwal kerja, dan prosedur keselamatan.
- APD (PPE) – Lapisan perlindungan terakhir ketika kontrol lain tidak cukup atau tidak memungkinkan.
Model Hierarcy of Control ANSI Model Z590
h standar yang secara khusus memfokuskan pada konsep Prevention through Design (PtD), yaitu mengintegrasikan upaya pengendalian risiko sejak tahap paling awal desain dan perencanaan sistem kerja atau fasilitas. Dimana pada bagian Administrasi di pecah dengan adanya tambahan warning.

Hierarki Pengendalian Risiko Ergonomi (Ergonomic Risk Controls)
- Lyon et al. (2013) mengembangkan model hierarki khusus untuk risiko ergonomi, berbasis prinsip Prevention through Design (PtD).
- Model ini mencakup tahapan penerapan (application phases) dan contoh pengendalian yang spesifik untuk membantu praktisi memilih solusi ergonomi yang sesuai.



Berikut

- Avoid – Tidak menggunakan bahan kimia berbahaya sejak awal desain produk atau proses kerja baru.
- Eliminate – Mendesain ulang peralatan untuk menghilangkan sumber bahaya, misalnya otomatisasi proses agar pekerja tidak terpapar langsung.
- Substitute – Mengganti bahan pelarut toluena dengan pelarut berbasis air yang lebih aman bagi kesehatan.
- Minimize – Mengurangi jumlah bahan berbahaya yang disimpan atau digunakan dalam satu waktu untuk menurunkan potensi paparan.
- Simplify – Menyederhanakan prosedur kerja agar lebih mudah dipahami dan mengurangi risiko kesalahan manusia.
- Engineering – Passive – Memasang pelindung tetap (fixed guard) pada mesin berbahaya untuk mencegah kontak langsung tanpa perlu intervensi operator.
- Engineering – Active – Menginstal sensor otomatis atau sistem interlock yang menghentikan mesin saat mendeteksi keberadaan pekerja di zona berbahaya.
- Warning – Menyediakan peringatan visual (lampu kedip) dan audio (alarm) di area berisiko seperti zona lintas forklift.
- Administrative – Menerapkan pelatihan keselamatan kerja, prosedur izin kerja (work permit), dan rotasi kerja untuk mengurangi eksposur.
- PPE (Personal Protective Equipment) – Menggunakan alat pelindung diri seperti helm, masker, sarung tangan, dan sepatu safety sebagai perlindungan terakhir bila kontrol lain belum mencukupi.
Total Worker Health Model
Metode ini lebih menekankan juga pada peran manajemen dalam pengendalian kontrol. Selama ini mungkin kita terbatas pada equipment yang dikendalikan. Namun TWH agak sedikit berbeda fokusnya.
Eliminate
Menghilangkan kondisi kerja yang dapat mengancam keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan pekerja merupakan langkah paling efektif dalam pendekatan TWH. Contohnya adalah menghapus sistem kerja shift malam ekstrem yang berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik pekerja.
Substitute
Mengganti kebijakan, program, atau praktik kerja yang tidak sehat dengan alternatif yang lebih mendukung kesehatan pekerja. Misalnya, mengganti sistem absensi yang ketat dengan kebijakan cuti sakit fleksibel untuk mendorong pekerja tetap beristirahat saat tidak sehat.
Redesign
Mendesain ulang lingkungan kerja agar lebih aman, sehat, dan mendukung kesejahteraan pekerja secara menyeluruh. Contoh penerapannya adalah menciptakan ruang kerja yang ergonomis, menyediakan akses ke cahaya alami, atau memperbaiki sirkulasi udara di dalam ruangan kerja.
Educate
Memberikan edukasi dan pelatihan kepada pekerja terkait keselamatan dan kesehatan kerja, seperti pelatihan ergonomi, manajemen stres, pola makan sehat, atau teknik mindfulness. Edukasi ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pekerja terhadap risiko dan upaya pencegahannya.
Encourage
Mendorong perubahan perilaku individu agar lebih sehat dan aman, meskipun efektivitasnya bergantung pada kesadaran masing-masing pekerja. Contohnya adalah kampanye berhenti merokok, promosi aktivitas fisik, atau anjuran tidur cukup dan teratur.

Sumber Referensi –> KLIK FILE
Discover more from HSEpedia
Subscribe to get the latest posts sent to your email.