HealthNAB

Standar Suhu di Ruang Kerja

Suhu di ruang kerja penting kita perhatikan. Kesalahan dalam menempatkan seseorang untuk bekerja pada suhu tertentu akan sangat membahayakan dirinya. Kita harus memahami standar suhu di tempat kerja dan kaitannya dengan beban kerja agar tidak mengalami gangguan kesehatan. Adapun gangguan kesehatan yang dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian antara suhu kerja, beban kerja dan alokasi waktu istirahat adalah sebagai berikut:

  • Dehidrasi yaitu istilah yang digunakan ketika tubuh kehilangan banyak air yang dikarekanakan adanya penguapan berlebihan yang akan mengurangi volume darah sehingga memungkinkan aliran darah akan menurun sehingga otak akan kekurangan oksigen
  • Prickly heat yaitu adanya benjolan merah dan gatal yang terjadi pada area-area keringat.
  • Heat cramps atau kram panas yaitu nyeri, kram otot singkat yang terjadi selama atau setelah latihan atau bekerja di lingkungan yang panas.  Otot bisa kejang atau tersentak tanpa sadar.
  • Heat Exhaustion yaitu tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
  • Heat stroke yaitu heat stress suatu kondisi terjadinya peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh kegagalan mekanisme pengaturan suhu tubuh. Kondisi seperti ini sering terjadi pada seseorang yang mengalami kehilangan cairan tubuh secara cepat tanpa asupan cairan pengganti yang cukup, seperti saat berolahraga berat dalam cuaca panas, kepanasan, muntah, atau diare berlebihan.

Iklim kerja bukan hanya kita bekerja dalam kondisi panas, namun kita juga harus memperhatikan saat suhu dingin.  Sehingga yang baik itu bukanlah yang dingin juga melainkan yang sesuai dengan beban kerja.  Berikut kami sampaikan terkait dengan tabel lampiran yang mengaitkan antara pengaturan waktu kerja, beban kerja dan suhu lingkungan kerja

Tabel lampiran ISBB yang diperkenankan

Catatan :               

  • Beban kerja ringan membutuhkan kalori 125 – 235 Kkal/jam
  • Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 235 – 360 Kkal/jam
  • Beban kerja berat membutuhkan kalori > 360 – 465 Kkal/jam
  • Beban kerja berat membutuhkan kalori > 465 Kkal/jam
Nilai Koreksi Pakaian Kerja

Untuk membaca tabel tersebut dan menentukan suhu ruangan kerja yang sesuai dengan beban kerja. Maka diperlukan perhitungan untuk menilai beban kerja. Penilaian beban kerja dilakukan dengan mengukur berat badan tenaga kerja, mengamati aktivitas tenaga kerja dan menghitung kebutuhan kalori berdasarkan pengeluaran energi sesuai tabel perhitungan beban kerja.

Kategori Laju Metabolik (W)** Contoh Aktivitas
Istirahat 115 (100 – 125)*** Duduk
Ringan 180 (125 – 235)***Duduk sambil melakukan pekerjaan ringan dengan tangan, atau dengan tangan dan lengan, dan mengemudi. Berdiri sambil melakukan pekerjaan ringan dengan lengan dan sesekali berjalan.
Sedang 300 (235 – 360)***Melakukan pekerjaan sedang: dengan tangan dan lengan, dengan lengan dan kaki, dengan lengan dan pinggang, atau mendorong atau menarik beban yang ringan. Berjalan biasa
Berat 415 (360 – 465)***Melakukan pekerjaan intensif: dengan lengan dan pinggang, membawa benda, menggali, menggergaji secara manual, mendorong atau menarik benda yang berat, dan berjalan cepat.
Sangat Berat 520 (> 465)***Melakukan pekerjaan sangat intensif dengan kecepatan maksimal.
Standar Suhu

(**) Dihitung menggunakan estimasi dengan standar berat badan 70 kg. Untuk menghitung laju metabolik dengan berat badan yang lain, dilakukan dengan mengalikan hasil estimasi laju metabolik dengan rasio antara berat badan aktual pekerja dengan 70 kg.

(***)Mengacu pada ISO 8996 Tahun 2004.

CONTOH KASUS

Seorang pekerja dengan berat badan 75 kg melakukan aktivitas menarik beban yang ringan di dalam gudang. Kategori alokasi waktu kerja dan istirahat dalam satu siklus kerja adalah 50%-75%. Pakaian kerja yang digunakan dua lapis. Hasil pengukuran iklim lingkungan kerja adalah 30oC ISBB.

  • Berapakah nilai pajanan iklim lingkungan kerja (oC ISBB) untuk aktivitas tersebut?
  • Apakah pekerja tersebut berpotensi mengalami tekanan panas?

PENYELESAIAN

  1. Menentukan iklim lingkungan kerja yang dikoreksi dengan nilai koreksi pakaian kerja. Iklim lingkungan kerja (koreksi) = 30oC ISBB + 3oC = 33 oC
  2. Laju metabolik untuk aktivitas menarik beban yang ringan adalah 300 W (cek standar) kategori sedang atau menggunakan rumus.

JAWABAN

  1. NAB oC ISBB untuk 50%-75% dan laju metabolisme sedang adalah 29oC (Tabel lampiran ISBB)
  2. Pekerja terpajan iklim lingkungan kerja melebihi NAB iklim kerja (33oC berbanding 29oC) dan berpotensi mengalami dampak fisiologis (heat strain)

Penentuan kategori alokasi waktu kerja dan istirahat dalam satu siklus kerja dilakukan dengan menghitung proporsi antara waktu kerja yang terpajan panas dengan waktu istirahat dalam satu siklus kerja, yang dinyatakan dalam persen.

Beberapa pengendalian kerja yang dapat dilakukan

  1. Menghilngkan sumber panas atau sumber dingin dari tempat kerja
  2. Mengganti alat, bahan, dan proses kerja yang menimbulkan sumber panas atau sumber dingin
  3. Mengisolasi atau membatasi pajanan sumber panas atau sumber dingin
  4. Menyediakan system ventilasi
  5. Menyediakan air minum
  6. Mengatur atau membatasi waktu pajanan terhadap sumber panas atau sumber dingin
  7. Penggunaan baju kerja yang sesuai
  8. Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai
  9. Melakukan pengendalian lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Referensi

Show More

Joko Priono, M.K.K.K.

HSE at Multinational Automotive Company. Bachelor Degree of Environmental Health and Master Degree of Occupational Health & Safety - Universitas Indonesia. Author of "70 Materi Safety Talks"

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button